Beberapa Tumbuhan Yang Dapat Digunakan Sebagai Pestisida Nabati
1. Mimba Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minya dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga. Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak
(200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun, dan bercak daun. Dan juga mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. Pestisida nabati mimba adalah pestisida yang ramah lingkungan, sehingga diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk Amerika yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan pestisida, yaitu diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental Protection Agency).
2. Akar Tuba Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau).
3. Tembakau Senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya beracun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga. Daun tembakau kering mengandung 2 – 8% nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
4. Srikaya Srikaya (Annona squamosa ) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai peluang untuk digunakan sebagai insektisida nabati. Biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al. (1999) menunjukkan bahwa ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama kumbang kedelai Phaedonia inclusa Stal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas ulat krop kubis C. pavonana, mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap lama hidup dan aktivitas makan C. pavonana, dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji srikaya yang efektif untuk mengendalikan hama tersebut
–
5. AGENHAYATI BIOFUNGISIDA – JAMUR TRICHODERMA
EDISI KHUSUS #BestSeller
VCD Panduan Praktis
Mengisolatkan/Membuat Biang Trichoderma dari dalam tanah dan Memperbanyak Biang Trichoderma
Dengan menonton VCD ini anda bisa memproduksi Biang Trichoderma dan membiakannya untuk jumlah yg lebih banyak
Harga Rp.30p.000,-
Gratis Ongkos Kirim Via Pos
Bagi yang berminat Silahkan Kontak Kami:
hub/sms : 0812 7466 4892
***Kami hanya mengirim via POS.
Mhn sms Alamat lengkap disertai kodepos. dan pembayaran transfer rek bank BRI kami
Sifat antagonis Trichoderma meliputi tiga tipe :
- Trichoderma menghasilkan sejumlah enzim ekstraseluler beta (1,3) glukonase dan kitinase yang dapat melarutkan dinding sel patogen
- Beberapa anggota trichoderma sp menghasilkan toksin trichodermin. Toksin tersebut dapat menyerang dan menghancurkan propagul yang berisi spora-spora patogen disekitarnya
- Jenis Trichoderma viridae menghasilkan antibiotik gliotoksin dan viridin yang dapat melindungi bibit tanaman dari serangan penyakit rebah kecambah
Pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp dapat dibuat dengan inokulasi biakan murni pada media aplikatif, misalnya dedak. Sedangkan biakan murni dapat dibuat melalui isolasi dari perakaran tanaman, serta dapat diperbanyak dan diremajakan kembali pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Isolasi banyak dilakukan oleh kalangan peneliti maupun produsen pupuk, tetapi masih terlalu merepotkan untuk diadopsi oleh petani. Sebagai petani, untuk lebih efisiennya dapat memproduksi pupuk biologis yang siap aplikasi saja, sehingga hanya perlu membeli dan memperbanyak sendiri biakan murninya dan diinokulasikan pada media aplikatif. Atau jika menginginkan kepraktisan dapat membeli pupuk yang siap tebar untuk setiap kali aplikasi.
Dari beberapa literatur yang pernah saya baca dengan penambahan pupuk biologis Trichoderma sp akan meningkatkan efisiensi pemupupukan. Pada tanah yang tandus pemberian pupuk organik Trichoderma sp dan pupuk kimia secara bersamaan akan memberikan hasil yang maksimal daripada pemberian pupuk organik atau pupuk kimia secara terpisah walaupun dengan jumlah yang banyak. Dengan pemberian pupuk organik akan menghemat penggunaan pupuk kimia.
Biasanya penyakit layu dan busuk pangkal batang pada tanaman disebabkan oleh jamur fusarium sangat sulit dikendalikan dengan fungisida kimia. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita mencoba mengaplikasikan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp pada tanaman kita untuk mencegah penyakit akar dan busuk pangkal batang yang dapat menyebabkan layu tanaman.