Cara Menanam Sawi di Pekerangan
A. Metode Budidaya sistem bedengan
Pembibitan
Caisim atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Benih Sawi banyak di jual di toko pertanian. Ada 2 cara pembibitan tanaman caisin/sawi. Cara pertama, benih di semai di bedengan yang
berukuran kecil 0.5 x 1 m² atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko).
Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk Trichokompos 1:1, (media tanam) setebal ± 7 cm. Benih yang telah disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu. Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Pengolahan tanah.
Lahan pekarangan dibersikan dari gulma. Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk Trichokompos, dengan dosis 100 kg/100 m². Semprot larutan ( Trichoderma + Air + Hormon Organik ) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah. Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Penanaman
Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.
B. Model budidaya pot/polybag dan rak vertikultur
Pot/polybag dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit. Pot atau polybag yang berukuran 30×30 cm bisa digunakan untuk menanam caisin/sawi. Pot atau polybag harus dilubangi 4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air berkelebihan supaya tidak tergenang. Sebaiknya polybag dibalik sebelum diisi media tanam agar polybag dapat berdiri kokoh dan tidak mudah roboh.
Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu. Rak bisa dibuat sampai 4 tingkat dengan tinggi 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar talang atau bambu di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air berkelebihan supaya tidak tergenang.
Selanjutnya talang diisi dengan media tanam. Perlakuan yang sama juga dilakukan bila menggunakan bambu sebagai wadah tanam. Kemudian wadah yang sudah terisi media tanam di letakan dengan teratur diatas rak kayu.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk Trichokompos. Perbandingannya dapat 1:1, 1:2, atau 1:3, tergantung tingkat kesuburan dan tekstur tanah. Masukan media ke dalam wadah sampai penuh. Sisakan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.
Semprot larutan ( Trichoderma + Air + Hormon Organik ) pada permukaan tanah di pot atau polybag, kemudian pot atau polybag ditutup dengan karung goni selama 3 hari. Pot atau polybag siap untuk ditanami.
Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau polybag dilakukan dengan cara pindah anakan caisin/sawi dari bedengan persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau polybag dengan jumlah 2-3 anakan. Sedangkan penanaman didalam rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak antar tanaman 15 cm.
Perawatan
Penyiraman perlu dilakukan pagi dan sore hari bila tidak hujan. Pupuk susulan pertama setelah tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan ( Trichoderma + Air + Hormon Organik ) pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 hst dan 17 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama.
Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma. Jika ada tanaman terserang hama dan penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut) atau penaburan Trichoderma dan penyemprotan insektisida nabati.
Panen
Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.
Tambahan :
– Cara Membuat Trichoderma: Baca Selanjutnya