Adapun tahapan kegiatan dalam meliput :
b. Persemaian Benih
Buah yang telah diseleksi, bijinya dikeluarkan kemudian dijemur/diangin-anginkan selama kurang lebih 7 hari.
Proses selanjutnya pada saat pesemaian yaitu merendam benih dalam air panas (Suam-suam kuku) selama kurang lebih 15-30 menit dan menaburkannya di tempat pesemaian.
Pembuatan pesemaian dilakukan dengan menyediakan media semai dari tanah, pupuk organik dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 : 1 . Setelah media disiapkan kemudian benih ditambur secara merata dan disiram secukupnya. Proses selanjutnya yaitu menutup persemaian dengan menggunakan daun pisang untuk menjaga kelembaban. Daun pisang dilepas setelah benih mulai berkecambah. Penyiraman pesemaian dilakukan setiap pagi atau sore hari tergantung tingkat kelembapan pesemaianagar bibit tumbuh sehat dan optimal.
Setelah bibit berumur kurang lebih 3 minggu atau sudah mempunyai 2 helai daun, bibit kemudian dipindahkan ke media yang lebih besar berupa kokeran 12 x 15 cm. Tempat pembibitan harus dinaungi dengan paranet agar bibit bisa terlindung dari sinar matahari yang terlalu panas atau air hujan. Perawatan bibit di mulai dengan penyiraman yang intensif pagi dan sore hari. Bibit siap dipindahkan setelah berumur setelah berumur ± 3minggu di kokeran atau 5 minggu setelah semai.
c. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan secara sempurna dilakukan 2 kali menggunakan Sekop dan Cangkul. Pengolahan pertama meliputi pembongkaran tanah dengan menggali sedalam 25 -30 cm kedalam tanah. Setelah pengolahan pertama dilakukan kemudian lahan dibiarkan 1 minggu agar gas-gas yang berbahaya dalam tanah dapat menguap. Pengolahan ke-duameliputi pembentukan bedengan yang dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk organik sehingga dapat tercampur secara merata dalam tanah. Pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 100 cm, tinggi bedengan 25-30 Cm agar tidak tergenang pada musim hujan, sedangkan panjang bedengan disesuaikan keadaan lahan/lokasi.
Setelah bedengan siap kemudian pemasangan Mulsa Plastik . Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada saat terik matahari. Mulsa plastik yang dipasang pada siang hari akan memuai sehingga pemasangan mulsa plastik akan lebih rapat dan tidak ada ruang kosong antara mulsa dan tanah. Hal selanjutnya dibuat lobang tanam dengan jarak tanam 80 Cm x 60 Cm dengan menggunakan pola tanam menyerupai bentuk jajar genjang. Hal ini bertujuan agar tanaman mempunyai ruang tumbuh yang lebih luas.Pelubangan dilakukan dengan menggunakan alat sederhana dari kaleng susu kental manis bekas atau yang seukuran yang diberi tangkai kemudian dimasukkan bara api/arang panas kedalam kaleng.
d. Penanaman.
Bibit sudah dapat di tanamsetelah berumur ± 3 minggu di kokeran atau 5 minggu setelah semai . Bibit ditanam kedalam lobang tanam yang telah disiapkan secara tegak lurusdan pangkal tanaman harus rata dengan permukaan mulsa untuk mengurangi serangan hama jangkrik yang biasanya memotong batang tanaman muda. Tanaman kemudiandisiram secukupnya agar pertumbuhannya cepat dan sehat. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat petang hari agar tanaman tidak stres.
e. Pemeliharaan Tanaman
Proses Pemeliharaan tanaman adalah merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya tanaman cabe pada umumnya. Pemeliharaan di mulai sejak pemindahan tanaman ke lahan pertanaman. Pemeliharaan meliputi penyiraman, perempelan tunas, pemupukan dan juga pengendaliaan hama dan penyakit
1. Penyiraman
Dengan penggunaan mulsa plastik, proses penyiraman tanaman lebih berkurang karena kelembapan tanah bisa terjaga. Pada saat tidak turun hujan, penyiraman dapat dilakukan maksimal 3 kali dalam seminggu.
2. Perempelan Tunas
Perempelan Tunas dilakukan saat umur tanaman 4 – 6 minggu di pertanaman. Tunas yang muncul dari ketiak-ketiak daun adalah tunas yang tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan tanaman secara optimal. Semua tunas samping harus dibuang agar tanaman kokoh dan kuat seperti pada gambar diatas. Proses perempelan tunas biasanya dilakukan 2 sampai 3 kali tergantung pertumbuhan tanaman dan akan di hentikan saat terbentuk cabang.
Gambar proses perempelan
Gambar 1. Sebelum Perempelan
Gambar 2. Sesudah Perempelan
3. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang menyerang lada katokkon pada awal pertanaman pada umumnya adalah jangkrik dan belalang. Pada awal pertumbuhan, jangkrik merupakan hama yang sangat meresahkan karena langsung memotong batang tanaman muda sehingga menyebabkan kematian pada tanaman. Untuk menghindari hal tersebut saat penanaman pangkal tanaman harus rata dengan permukaan mulsa dan gulma yang berada di pinggir mulsa dibiarkan tumbuh sebagai sumber makanan bagi jangkrik agar tanaman tidak diserang. Gulma dicabut setelah tanaman telah kokoh atau berusia 3 minggu dipertanaman.Selain itu kami menanam jagung di pinggiran lahan percontohan 2 minggu setelah pertanaman lada katokkon yang bertujuan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit. Dengan adanya tanaman jagung di sekitar pertanaman, maka secara tidak langsung akan mengalihkan pertahatian hama ke tanaman yang lebih tinggi.
4. Pemupukan tambahan (Susulan)
Sekalipun tanaman cabai sudah dipupuk total namun untuk menghasilkan hasil yang maksimal harus diberikan pemupukan susulan. Teknik pemupukan pada sistem mulsa plastik dilakukan melalui penyemprotan pupuk organik cair melalui daun maunpun dengan cara pengecoran pada lubang tanam. Pemupukan susulan pertama dilakukan saat umur tanaman 2 minggu setelah tanam dengan menggunakan limbah cair dari kotoran ternak. Pemupukan selanjutnya melalui penyemprotan dengan menggunakan pupuk organik elang biru. Penyemprotan dilakukan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 2 minggu setelah proses pemupukan pertama.
Hasil Pelaksanaan Percontohan Teknologi
Hasil produksi untuk percontohan lada katokkon organik ini belum bisa kami laporkan sehubungan dengan pertumbuhan tanaman sampai pada saat ini baru mencapai pertumbuhan vegetatif atau baru berumur antara 7- 9 minggu setelah tanam. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan percotohan panen akan di mulai pada akhir bulan April. Akan tetapi sistem penanaman langsung (Pindah tanam dari pesemaian ke lahan pertanaman) yang kami lakukan pada awal bulan Januari mengalami kegagalan akibat serangan jangkrik dan intensitas curah hujan yang sangat rendah menyebabkan tanaman 95 %, maka penanaman bergeser ke bulan Februari dengan dengan sistem penanaman yang berbeda yaitu pindah tanam ke kokeran selanjut ke media pertanaman. Hal ini terbukti berhasil sampai pada saat ini.
Dari hasil pengamatan, pertumbuhan antara tanaman yang menggunakan mulsa plastik, mulsa alami (berupa semak belukar), dan yang tidak menggunakan mulsa sama sekali belum memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari percontohan yang sementara dilakukan, kami belum bisa menyimpulkan hasil dari pelaksanaan kegiatan ini. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tanaman baru menginjak pada fase vegetatif. Perlakuan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak sampai pada saat ini belum memperlihatkan hasil yang signifikan untuk bisa diamati.
b. Saran
1. Dengan menggunakan mulsa plastik dengan sistem penanaman langsung (dari persemaian ke lahan pertanaman) sebaiknya gulma yang berada di pinggir mulsa jangan dibersikan sampai lada katokkon berumur 3 minggu atau telah mempunyai batang yang sudah kokoh.
2. Proses perempelan tunas sebaik dilakukan sedini mungkin saat tunas air baru muncul agar mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
foto hasil kegiatan
tanaman cabe katokkon saya koq tidak bisa tahan bunganya. Setiap mekar 2 hari langsung gugur.